MEDIA PEMUDA INDONESIA – DELI SERDANG | Dunia pendidikan masa kepemimpinan Kadisdik Sumut Abdul Haris Lubis kembali tercoreng. Belum lagi selesai soal jual buku secara paksa, kini muncul peristiwa pengusiran seorang siswa inisial NI oleh SMK Bayu Pertiwi saat ujian hanya gara-gara terlambat membayar uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Ny. Narwati (51) selaku orangtua kandung kepada Awak MEDIA PEMUDA INDONESIA, Sabtu (12/10/2024) Siang menerangkan bahwa kejadian tersebut cukup merusak psikis anaknya, sebab telah dipermalukan di hadapan puluh siswa dan guru yang saat itu berada di kelas untuk melaksanakan ujian pada Senin, 07 Oktober 2024 lalu.
“Kalau Perihal Pisikis anak saya tentu tidak baik bang. Dikarenakan rasa malu yang sangat. Hingga ada kata-kata tidak ingin bersekolah lagi,” ungkapnya.
Ny. Narwati (51) juga mengaku menyesalkan tindakan pihak sekolah yang telah mendiskreditkan anaknya karena terlambat bayar SPP 2 bulan. Itupun, ia mengaku sudah berkomunikasi dengan guru BK dan meminta tenggang waktu bahwa pelunasan SPP dilakukan pada 7 atau 8 Oktober 2024.
Sayangnya, permohonan itu seperti omong kosong belaka bagi pihak sekolah hingga adiknya yang saat ini duduk di kelas XII dikeluarkan secara paksa pada pukul 09.15 WIB.
“Untuk SPP yang belum di bayar itu 2 bulan bang, September dan Oktober. Setelah kejadian anak saya dikeluarkan itu pada hari Senin tepatnya pada tanggal 07 Oktober 2024. Jam 09.15 saya langsung mentransfer uang SPP yang belum di bayar itu sampai 4 Bulan. Sampai bulan Desember dalam kata lain sudah Lunas, malah berlebih 2 bulan,” bebernya.
Informasinya sengaja ia beberkan di media serta laporan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Disdik Sumut agar menjadi perhatian pemerintah Sumut, Dinas Pendidikan, dan seluruh sekolah khususnya SMK BAYU PERTIWI tidak semena-mena memperlakukan para siswa. Apalagi, negara harusnya menjamin pendidikan bagi seluruh masyarakat, termasuk adiknya.
Sementara itu hingga berita ini diterbitkan, Kepala Sekolah SMK Bayu Pertiwi Ny.Yusnani yang dikonfirmasi Awak MEDIA PEMUDA INDONESIA belum memberikan keterangan soal pengusiran siswanya gara-gara terlambat bayar SPP.** (ES)